Jumat, 22 Januari 2016

Ini Bedanya Nasi Liwet Solo dan Sunda

Beberapa waktu yang lalu kami makan di restoran Bumbu Desa. Tempatnya ala-ala pedesaan dengan banyak saung di atas kolam ikan mas warna-warni. Tempat sejuk dengan angin yang semilir membuat tempat ini menjadi pilihan tepat untuk makan bersama dengan keluarga tercinta.

Ada berbagai pilihan menu di sini mulai dari sup iga, iga bakar, bebek goreng, hingga ayam bakar. Nasinya pun ada beberapa pilihan, nasi putih biasa dan nasi liwet.

Kami pun memesan keduanya. Satu ceting nasi putih dan satu ceting nasi liwet. Karena kurang, kami pun memesan dua porsi nasi liwet lagi. Hmmmm.... hari ini memang anggota keluarga yang hadir lengkap alias full team sehingga nasi liwet yang kami pesan pun kurang.

Beberapa waktu kemudian, saya mampir ke Restoran Dapur Solo. Karena suka dengan nasi liwet ala Bumbu Desa yang Nyunda, akhirnya tanpa melihat gambar di menu, saya memesan juga nasi liwet yang ada di resto yang berada di wilayah Podomoro Sunter.

Ketika datang, ternyata nasi liwetnya beda dengan yang saya pesan di Bumbu Desa. Nasi liwetnya rada basah dengan berbagai toping, mulai dari areh santan yang terbuat dari telur ayam putih yang dimasak dengan santan. Lalu ada juga toping yang mirip tahu, tetapi ternyata ketika dimakan itu adalah telur kuning. Toping lainnya adalah separuh bagian telur pindang, suwiran daging dan hati ayam, juga ada sayuran labu siam. Sambal dan kerupuk membuat nasi liwet ini menjad meriah dengan rasa yang gurih dan nikmat.

Nasi Liwet Ala Dapur Solo (dokumentasi pribadi)
Nasi liwet khas Solo itu beda denga nasi liwet dari Bumbu Desa. Nasi liwet yang khas Sunda ini juga sama gurihnya karena memang dimasak bersama dengan santan. Bedanya nasi liwet ini ada ikan teri medan yang ukurannya lebih kecil dibandingkan ikan teri lainnya. Rasanya tidak terlalu asin, tetapi tetap gurih.

Nasi liwet khas Bumbu Desa (dokumentasi terlampir)
Di Bumbu Desa, nasi liwet tidak dijual per paket. Kamu bisa memilih lauk yang kamu suka yang dijual satuan. Ada ayam bebek goreng rempah yang dijual 34K per porsinya. Tampilannya tempting bukan?

Bebek Goreng Rempah Ala Bumbu Desa (dokumentas pribadi)
Tapi bagi saya, tak selalu harus dengan daging jika makan enak. Saya suka sekali menambahkan goreng-gorengan, seperti peyek udang dan tempe goreng. Lebih poll lagi jika ada sambal terasi plus lalapannya. Hmmmm... it's so yummy.

Peyek Udang dan Tempe Goreng (dokumentasi pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar